Pagi ini, Selasa, 25 November 2025, SMAN 6 Bandung menggelar Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2025. Di bawah langit yang pelan-pelan cerah, seluruh warga sekolah berkumpul—seakan diberi ruang khusus untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk rutinitas. Upacara dipimpin oleh Kepala Sekolah, Pa Yadi Setiadi, yang menyampaikan amanah yang terasa seperti menepuk pundak setiap guru yang hadir.
Amanah itu bukan sekadar kata-kata, tapi semacam pelukan halus: terima kasih. Untuk pagi-pagi yang tak pernah bisa ditawar. Untuk langkah yang tetap maju meski hati kadang lelah. Untuk kesabaran menghadapi anak-anak dengan dunia dan cerita yang berbeda-beda. Untuk senyum yang tetap hadir walaupun hari sebelumnya mungkin berat.
Pa Yadi mengingatkan bahwa guru bukan sekadar profesi—tapi peran orang tua kedua. Rumah kedua. Tempat aman. Dan karena itu, guru perlu dijaga. Jangan disakiti, jangan diremehkan. Karena hati guru yang terluka bukan hanya sakit untuk dirinya sendiri, tapi bisa merambat ke masa depan yang sedang ia bentuk. Sebaliknya, guru yang dihargai bisa menumbuhkan harapan yang besar dalam diri siswa-siswanya.
Upacara hari ini terasa seperti jeda. Seperti air dingin yang menyentuh tengkuk setelah hari panjang. Mengingatkan setiap guru bahwa lelah bukan kegagalan—lelah adalah tanda bahwa kalian masih berjuang. Dan perjuangan itu tidak pernah sia-sia. Kalian mungkin tidak selalu melihat hasilnya hari ini, tapi setiap tatap mata yang berbinar, setiap anak yang mulai percaya diri, setiap siswa yang pelan-pelan menemukan jalan—semuanya lahir dari hati kita.
Semoga amanah pagi ini menjadi energi baru. Menjadi alasan untuk menarik napas lebih dalam, dan mengingat: kalian berarti. Kalian dibutuhkan. Dan dunia ini menjadi lebih baik karena kalian memilih untuk tetap mengajar, meski tidak selalu mudah.
Selamat Hari Guru Nasional 2025 untuk semua guru di SMAN 6 Bandung. Terima kasih sudah menghadirkan cahaya bahkan saat kalian sendiri sedang mencari terang.